Rektor INSYA Dorong Mahasiswa KKN Jadi Teladan: Kolaboratif, Adaptif, dan Siap Mengabdi

iaisyaichona.ac.id – Institut Agama Islam Syaichona Mohammad Cholil (INSYA) Bangkalan mengadakan pembekalan bagi mahasiswa yang akan mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kegiatan ini berlangsung pada Rabu (20/08), bertempat di Aula Gedung A, lantai 2.

Pembekalan ini diikuti oleh mahasiswa semester 7 dari tiga program studi, yaitu Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Hukum Pidana Islam (HPI), dan Ekonomi Syari’ah (ES).

Dalam sambutannya, Rektor INSYA, Dr. Fera Andriani Djakfar, Lc., M.Pd.I., menyampaikan pesan spiritual dan motivasi kepada para mahasiswa. Ia mengutip salah satu ayat al-Qur’an yang artinya, “Sebaik-baik bekal adalah takwa.” Tak lupa, beliau juga mengingatkan hadits Rasulullah SAW, “Khoirunnas anfa’uhum linnas” yang berarti, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”

Penulis buku Membangun Generasi Rabbani ini menekankan pentingnya membentuk pola pikir mahasiswa dengan konsep pengabdian. “KKN adalah khidmah atau pengabdian. KKN bukanlah liburan dan bukan sekadar pelaksanaan kewajiban akademik, namun lebih dari itu, KKN adalah momentum untuk mengabdi dan menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ujarnya.

Beliau juga menegaskan bahwa meskipun mahasiswa KKN tidak membawa bendera kampus secara fisik, mereka tetap membawa nama baik institusi. “Peserta KKN harus menyadari bahwa mereka adalah Duta Kampus dan sekaligus Duta Syaichona. Setiap tindakan mereka di lapangan mencerminkan INSYA dan nilai-nilai Syaichona Mohammad Cholil yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Rektor INSYA menggarisbawahi pentingnya sikap kolaboratif dan kooperatif. “Setiap mahasiswa memiliki kewajiban dan bidang tugas masing-masing, namun semuanya harus bekerja sama untuk mencapai tujuan utama,” tegasnya.

Ia juga menyinggung soal pentingnya kemampuan adaptasi dengan lingkungan masyarakat. “Selama tidak bertentangan dengan syariat, maka budaya setempat perlu diperhatikan. Namun jika dianggap tidak pantas oleh masyarakat, maka harus dihindari oleh peserta KKN,” pesannya.

Menutup pembekalan, beliau menekankan pentingnya jiwa kepemimpinan dan manajemen dalam pelaksanaan KKN. “Setiap peserta KKN harus siap untuk memimpin dan dipimpin, serta dituntut untuk mengikuti komando dan arahan dari kordes atau ketua kelompok,” tutupnya.

Pos terkait