Dari Putih Abu-abu ke Almamater

“Selamat datang, Mahasiswa Baru.”
Itu mungkin menjadi salah satu kalimat yang paling sering didengar atau dibaca oleh mahasiswa baru di awal masuk kuliah. Mulai dari pamflet promosi kampus, hingga banner pembukaan acara ospek, kalimat itu sering banget digaungkan dan di-highlight.

Nah, jika kalimat sapaan tersebut ditujukan kepada kamu, maka… selamat! Akhirnya kamu telah sampai di gerbang baru, yakni dunia perkuliahan.

Bacaan Lainnya

Masa transisi dari siswa menjadi mahasiswa adalah salah satu fase hidup yang cukup menantang. Tidak sedikit mahasiswa baru yang masih terbawa “gaya lama” saat duduk di bangku SMA/SMK/MA, padahal dunia perkuliahan memiliki ritme dan pola pikir yang sangat berbeda.

Jika di sekolah, kita terbiasa diarahkan oleh guru, diawasi secara ketat, bahkan kadang diberi motivasi ekstra agar tetap semangat belajar; di bangku kuliah, kita dituntut untuk lebih mandiri, kritis, dan mampu mengatur diri sendiri. Dosen hanya berperan sebagai fasilitator, sementara tanggung jawab terbesar ada pada diri mahasiswa tersebut.

Apa saja, sih, yang membedakan siswa dan mahasiswa?

1. Sistem belajar
Dalam masa Putih Abu-Abu, siswa menunggu materi untuk dijelaskan. Namun, di masa Almamater, mahasiswa harus aktif mencari sendiri referensi dalam buku ataupun artikel ilmiah (jurnal). Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dosen hanya sebagai fasilitator.

2. Sistem berpikir
Ketika SMA/SMK/MA, siswa lebih sering diarahkan oleh guru untuk menjawab sesuai buku yang tersedia. Sementara di perkuliahan, mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis dan analitis. Pertanyaan dan pendapat mahasiswa tidak dapat dikotakkan.

3. Relasi
Ruang lingkup siswa biasanya hanya seputar sekolah saja, yakni teman sekelas, kakak kelas, adek kelas, guru, kepala sekolah, dan ibu kantin. Berbeda dengan mahasiswa yang memiliki ruang lingkup yang lebih luas dan beragam. Bahkan, mahasiswa yang aktif berorganisasi mampu membangun jejaring lintas kampus.

4. Tanggung jawab
Banyak sekali mahasiswa terpesona pada sistem “bebas” dalam perguruan tinggi, terlebih karena tidak ada aturan pakaian seragam yang mengikat. Namun, mahasiswa harus tahu, bahwa sistem “bebas” itu memikul tanggung jawab yang sangat besar, entah dalam akademik ataupun organisasi.

Setelah membaca “bedanya siswa dan mahasiswa” di atas, biasanya mahasiswa baru akan berpikir, “Terus, apa yang harus aku lakukan biar nanti gak kaget di kampus?”

Jawabannya: kenali dulu istilah sehari-hari anak kampus.

Jika di sekolah akrab dengan sebutan rapor, wali kelas, guru, mata pelajaran. Maka, di kampus ada banyak sekali istilah yang wajib banget dipahami. Mulai dari KRS, KHS, IPS, IPK, hingga istilah BEM, DPM, HIMAPRODI, dan UKM.

Biar tidak “hah-hoh” saat senior nyebut istilah itu, yuk pelajari kamus mini perguruan tinggi.

1. Rektor

Pimpinan tertinggi di kampus dan dalam tugasnya, rektor dibantu oleh wakil rektor (warek).

2. Dosen
Tenaga pengajar di perguruan tinggi dengan tugas utama mengajar, membimbing, dan atau melatih mahasiswa dalam melakukan penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat.

3. DPA (Dosen Pembimbing Akademik) Dosen Wali
Dosen yang bertugas mendampingi dan memberikan konsultasi akademis kepada mahasiswa yang menjadi bimbingannya selama masa kuliah.

4. KRS (Kartu Rencana Studi)
Kartu isian yang berisi rencana banyaknya SKS yang diprogram untuk semester mendatang. KRS diisi oleh mahasiswa melalui Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) kemudian di validasi oleh DPA setiap awal semester.

5. KHS (Kartu Hasil Studi)
Kartu yang memuat hasil studi setiap mahasiswa per semester.

6. KTM (Kartu Tanda Mahasiswa)
Kartu yang diberikan kepada mahasiswa yang sudah menyelesaikan registrasi administrasi secara lengkap, berfungsi sebagai tanda bukti bahwa mahasiswa terdaftar pada sebuah perguruan tinggi.

7. SKS (Satuan Akademi Semester)
Satuan beban studi mahasiswa untuk setiap mata kuliah, menentukan waktu belajar, dan bobot pembelajaran yang harus ditempuh selama satu semester.

8. IPS (Indeks Prestasi Semester)
Tingkat keberhasilan seorang mahasiswa dalam suatu program semester.

9. IPK (Indeks Prestasi Kumulatif)
Nilai keseluruhan mahasiswa dari beban studi yang ia ambil dengan batas minimal 144 SKS. IPK digunakan sebagai predikat kelulusan seorang mahasiswa.

10. Fakultas
Unsur pelaksana akademik bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam satu cabang ilmu pengetahuan. Fakultas dipimpin oleh seorang dekan.

11. Prodi (Program Studi)
Unsur pelaksanaan fakultas di bidang studi tertentu yang berada di bawah dekan. Prodi dipimpin oleh ketua prodi (kaprodi).

12. SIAKAD
Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) adalah suatu sistem informasi akademik yang digunakan untuk memberikan kemudahan kepada mahasiswa dalam kegiatan administrasi akademik kampus secara online.

13. BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa)
Ibarat OSIS yang tingkatannya lebih tinggi. Sebuah organisasi mahasiswa intra-kampus. BEM menampung aspirasi mahasiswa, menyalurkan minat dan bakat, serta menjadi jembatan komunikasi antara mahasiswa dan pihak rektorat.

14. DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa)
Sebuah organisasi kemahasiswaan yang berperan sebagai badan legislatif di tingkat perguruan tinggi. DPM bertugas menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa, mengawasi kinerja lembaga eksekutif mahasiswa seperti BEM.

15. Himaprodi (Himpunan Mahasiswa Program Studi)
Sebuah organisasi kemahasiswaan yang berfungsi sebagai lembaga eksekutif di tingkat program studi. Tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi mahasiswa, meningkatkan kompetensi akademik dan non-akademik sesuai bidang ilmunya, serta menjadi wadah aspirasi mahasiswa kepada pihak kaprodi.

16. UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)
Wadah bagi mahasiswa untuk berkumpul dan mengembangkan minat, bakat, dan keahlian di luar kegiatan akademik, seperti Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), yang berfokus pada jurnalistik dan literasi.

Bagaimana? Sudah paham, belum? Oh iya, beberapa penjelasan istilah-istilah di atas dikutip dari artikel SEVIMA. Dan sebenarnya, masih banyak banget istilah lain di dunia kampus. Tapi tenang aja, kamu tidak harus hafal semua dari sekarang. Nantinya, seiring perjalanan kuliah, istilah-istilah itu bakal kamu temui sendiri, kok. Misalnya pas udah semester akhir, kamu bakal akrab dengan kata-kata seperti KKN, skripsi, yudisium, dan lain-lain.

Nah, menjadi mahasiswa bukan hanya soal ganti seragam, bukan soal Putih Abu-Abu ke Almamater, bukan pula sekadar ganti status. Tapi juga bertransformasi dalam cara berpikir, belajar, dan bertanggung jawab.

Nikmati prosesnya, manfaatkan peluangnya, dan jangan takut untuk mencoba hal-hal baru. Karena di sinilah perjalananmu sebagai insan akademis dan calon pemimpin masa depan dimulai.

Pos terkait