Refleksi Awal Tahun Akademik oleh Rektor INSYA untuk Mahasiswa Baru 2025: Menapaki Awal Perjalanan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Bulan September adalah bulan bersejarah. Kalian sedang menutup satu bab kehidupan dan membuka bab baru yang akan menentukan arah masa depan.

Bacaan Lainnya

Izinkan saya mengingatkan sebuah kisah dari sejarah Islam, kisah Thariq bin Ziyad saat menaklukkan Andalusia. Setelah pasukannya menyeberangi lautan, ia memerintahkan kapal-kapal mereka dibakar. Pasukannya gemetar, karena itu berarti tidak ada jalan kembali. Namun Thariq berdiri lantang dan berpidato:

أيها الناس، أين المفر؟ البحر من ورائكم، والعدو أمامكم، وليس لكم والله إلا الصدق والصبر.”
“Wahai manusia, ke mana kalian akan lari? Lautan berada di belakang kalian, musuh di hadapan kalian. Demi Allah, tiada bagi kalian kecuali kejujuran dan kesabaran.”

Apa yang sesungguhnya ia tanamkan pada pasukannya? Bukan hanya keberanian, tetapi juga mindset seorang pemenang.

  • Ia menanamkan keyakinan bahwa mundur bukan pilihan.
  • Ia mengajarkan totalitas: kalau berjuang, jangan setengah hati.
  • Ia menumbuhkan optimisme: yakinlah Allah bersama orang yang bersungguh-sungguh.
  • Dan ia melatih tawakkal: berjuang dengan maksimal, lalu serahkan hasilnya kepada Allah.

Inilah mindset yang juga perlu kalian bawa sebagai mahasiswa baru. Di belakang kalian ada masa lalu yang sudah tertutup, di depan ada jalan panjang yang penuh tantangan. Maka, jangan ragu, jangan takut, dan jangan berhenti melangkah.

Mahasiswa baru yang saya banggakan,
Kalian adalah generasi harapan. Kampus ini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga arena untuk membentuk karakter, kepemimpinan, dan integritas. Jadilah pejuang ilmu, penakluk masa depan, dengan semangat Thariq bin Ziyad: berani, total, optimis, dan bertawakkal.

Kaum Muslimin menguasai Andalusia sejak penaklukan oleh Thariq bin Ziyad (711 M) hingga jatuhnya Granada (1492 M). Artinya, hampir 781 tahun peradaban Islam tegak di bumi Spanyol.

Dalam kurun waktu itu, Andalusia bukan hanya pusat politik, tapi juga pusat ilmu pengetahuan, seni, filsafat, kedokteran, matematika, hingga peradaban yang kelak menjadi pijakan bagi kebangkitan Eropa (Renaissance). Kota-kota seperti Cordoba, Granada, dan Sevilla dikenal sebagai pusat ilmu dan budaya.

Penyebab Kehancuran Andalusia

Namun akhirnya kejayaan itu runtuh. Ada beberapa faktor utama:

  1. Perpecahan internal – setelah masa keemasan, Andalusia terpecah-pecah menjadi kerajaan kecil (muluk al-thawaif) yang saling bersaing dan melemahkan kekuatan umat Islam.
  2. Hilangnya semangat jihad dan ukhuwah – generasi berikutnya banyak yang terlena dengan kemewahan, lupa semangat pengorbanan yang dulu dimiliki Thariq dan para pendahulunya.
  3. Tekanan eksternal – kerajaan Kristen di utara Spanyol bersatu, sementara kaum Muslim justru tercerai-berai.
  4. Kemunduran moral dan ilmu – ketika cinta dunia menguasai, peradaban pun melemah.

Hikmah untuk Kehidupan Akademis Mahasiswa

Dari kisah ini ada hikmah besar yang bisa kita tarik untuk mahasiswa baru:

  1. Konsistensi lebih penting daripada sekadar kemenangan awal.
    Seperti Andalusia yang bertahan 781 tahun, kalian pun bisa bertahan lama dalam perjuangan akademis jika menjaga semangat, bukan hanya di awal semester.
  2. Jangan terpecah dan jangan saling menjatuhkan.
    Andalusia hancur karena perpecahan. Begitu juga di kampus, kalian akan gagal kalau sibuk bersaing tidak sehat, bukannya bekerja sama.
  3. Jangan terlena oleh kenyamanan.
    Generasi Andalusia jatuh karena tenggelam dalam kemewahan. Mahasiswa juga bisa hancur jika terlalu sibuk dengan hiburan, gadget, atau pergaulan yang melalaikan.
  4. Ilmu dan akhlak adalah benteng sejati.
    Andalusia pernah jaya karena ilmu pengetahuan dan runtuh ketika ilmu dan moral merosot. Maka mahasiswa harus menjadikan ilmu dan akhlak sebagai prioritas utama.

Mahasiswa baru yang saya banggakan,
Sejarah Andalusia mengajarkan kita dua hal: kejayaan bisa diraih dengan ilmu, persatuan, dan kesungguhan; tetapi kehancuran pasti datang jika kita terpecah, lalai, dan terlena.

Jangan biarkan semangat kalian hanya menyala di awal kuliah, lalu padam di tengah jalan. Jadilah generasi yang konsisten, bersatu, rendah hati, dan haus ilmu.
Ingatlah, kejayaan Andalusia tidak lahir dari kemewahan, tapi dari semangat menuntut ilmu. Dan kehancurannya bukan karena musuh dari luar semata, tapi karena kelemahan dari dalam.

Maka, mari kita belajar dari sejarah: kuatkan iman, tekuni ilmu, jaga persaudaraan, dan hindari kelalaian. Dengan itu, kalian akan menjadi generasi yang menorehkan sejarah baru, bukan mengulang kesalahan lama.

Selamat datang di kampus ini. Selamat menorehkan sejarah hidup kalian. Semoga Allah meridhoi setiap langkah kita.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pos terkait