iaisyaichona.ac.id – Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Syaichona Mohammad Cholil Bangkalan (INSYA) sukses menggelar Forum Group Discussion (FGD) strategis pada Sabtu (25/10). Kegiatan ini berfokus pada perumusan Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi (VMTS) untuk Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI), serta untuk Fakultas Tarbiyah sendiri.
Acara yang digelar di auditorium INSYA ini dilaksanakan secara hybrid, menggabungkan peserta yang hadir di tempat dengan peserta yang bergabung secara daring.
Kegiatan ini menghadirkan partisipasi luas, mulai dari jajaran pimpinan INSYA (Rektor dan Wakil Rektor I), Dekan Fakultas Tarbiyah, Kepala Prodi, sejumlah dosen dari perguruan tinggi mitra, mahasiswa, alumni, hingga stakeholder dari dalam dan luar negeri.
Wakil Rektor I Bidang Akademik, H. Moh. Mardi, M.H., dalam sambutannya menekankan pentingnya FGD ini sebagai landasan penyusunan program kerja ke depan.
“Kegiatan ini merupakan kegiatan yang strategis untuk menentukan bagaimana program kerja fakultas dan prodi akan disusun dan dilaksanakan kedepannya, sebab VMTS mencerminkan kemana perguruan tinggi harus melangkah dan mewujudkan visinya,” ucap H. Moh. Mardi.

Apresiasi juga datang dari Syekh Nasreldin Mohamed Abdelrazek Mohamed, pengajar internasional INSYA dari Universitas Al-Azhar, Mesir. Beliau sangat mengapresiasi kegiatan ini dan menyebutkan bahwa perencanaan strategis semacam ini merupakan standar di perguruan tinggi global.
“Semua perguruan tinggi, baik Eropa dan Amerika, mereka merencanakan program pendidikannya sebaik mungkin untuk mencapai visi perguruan tinggi sesuai dengan profil lulusan yang diharapkan,” ucapnya.
Hadirkan Pakar dan Serap Aspirasi
FGD ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Dr. Sahudi, M.H.I., M.Pd., yang menjabat sebagai Kaprodi MPI UIN Sunan Ampel Surabaya, dan Dr. Siti Maisaroh, Lc., M.Pd.I, seorang praktisi pendidikan dari UIN Madura.

Dr. Sahudi menyoroti pentingnya keselarasan antara VMTS prodi dan fakultas dengan VMTS INSYA sebagai induk. “Kita disini perlu menyesuaikan dengan VMTS INSYA yang kuat dalam nilai-nilai pesantren, namun juga perlu memberikan nilai-nilai tambahan seperti yang termaktub dalam aturan LAMDIK dan BAN-PT selaku lembaga yang berwenang melakukan pengawasan dan akreditasi,” jelasnya.
Sementara itu, Dr. Siti Maisaroh lebih banyak memberikan masukan dari sisi konsistensi redaksional. “Kita perlu konsisten dengan redaksi yang dipakai dalam VMTS ini agar terjadi kesinambungan antara VMTS Perguruan Tinggi dengan VMTS Fakultas dan prodi,” ujarnya.
Diskusi juga diperkaya oleh masukan peserta lain, seperti Dr. Usman dari IAIN Pontianak. Ia menekankan perlunya penjabaran profil lulusan yang lebih luas agar tak hanya fokus di dunia pendidikan.
“Dalam profil lulusan ini ditambahkan hal-hal yang selama ini kurang diperhatikan, sehingga profil lulusan kedua prodi baik MPI maupun PBA tidak hanya fokus pada dunia pendidikan, namun juga bagaimana lulusan prodi ini bisa masuk ke dunia industri dan dunia kerja,” tegas Dr. Usman.
Aspirasi dari mahasiswa turut diakomodasi. Salah seorang delegasi mahasiswa, Ajis, memberikan usulan konkret untuk Prodi PBA.
“Untuk memutuskan salah satu keresahan kami sebagai mahasiswa PBA, bagaimana jika prodi PBA ini bekerja sama dengan agen-agen travel sehingga kami setelah lulus nantinya tidak semuanya menjadi guru, namun juga berpeluang di dunia kerja (sebagai tour guide),” pungkasnya.
Setelah FGD perumusan VMTS, kegiatan dilanjutkan dengan Workshop Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk mematangkan perencanaan dan pengaplikasian kurikulum di INSYA, khususnya pada Prodi PBA dan MPI.






