Mahasiswa KKN Internasional INSYA Adakan Edukasi Anti-Bullying bagi Pelajar Migran di Malaysia

iaisyaichona.ac.id – Berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak serta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Sekolah, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional Institut Agama Islam Syaichona Mohammad Cholil (INSYA) Bangkalan, Madura, mengadakan kegiatan edukasi bagi siswa-siswa migran di Malaysia, Sabtu (1/11).

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan siswa dalam mencegah serta menangani tindakan bullying, khususnya bagi pelajar migran yang rentan terhadap kekerasan verbal maupun sosial akibat perbedaan budaya, bahasa, dan latar belakang.

Bacaan Lainnya

Farisi, mahasiswa Program Studi Hukum Pidana Islam Fakultas Hukum dan Syariah, memaparkan dampak negatif bullying serta strategi efektif untuk mencegah dan menanganinya. Dalam kegiatan ini, siswa juga dibekali keterampilan sosial dan emosional, seperti mengelola emosi, berkomunikasi secara efektif, dan menyelesaikan konflik.

“Bullying adalah masalah yang sangat serius dan dapat berdampak buruk bagi korban, terutama pelajar migran yang mungkin sudah mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengambil tindakan preventif dan proaktif dalam mencegah bullying, khususnya bagi pelajar migran yang lebih rentan karena perbedaan budaya, bahasa, dan latar belakang,” ujarnya.

Tindakan bullying dapat berupa kekerasan fisik, verbal, sosial, maupun digital yang bertujuan menyakiti, merendahkan, atau mengucilkan orang lain. Dampaknya sangat luas—tidak hanya menurunkan kepercayaan diri korban, tetapi juga dapat menimbulkan gangguan psikologis, penurunan prestasi belajar, bahkan keinginan untuk menarik diri dari lingkungan sosial.

Suasana hangat tercipta ketika edukasi dan motivasi disampaikan melalui ekspresi seperti “Stop normalisasi bercanda dengan hal yang menyakitkan, seperti memakai nama orang tua.” Hal tersebut diingatkan karena orang tua adalah kehormatan; siswa diajak menjadi generasi cerdas yang tahu batas.

Kegiatan ini diharapkan dapat membantu pelajar migran merasa lebih nyaman dan aman di lingkungan sekolah, serta meningkatkan kemampuan mereka dalam mencegah dan menangani bullying. Sosialisasi ditutup dengan sesi tanya jawab dan diskusi, di mana siswa dapat bertanya dan berbagi pendapat mengenai topik yang dibahas.

Pos terkait